berikan komentar atau kritik anda untuk kemajuan blog yg kami sediakan

Minggu, 27 Februari 2011

konsep kebidanan

Konsep Kebidanan - Presentation Transcript
1. KONSEP KEBIDANAN JONI RASMANTO, SKM, MKES
2. DEFENISI
o Midwifery practice as conducted by certified nurse-midwives (CNM’s) and certified midwives (CM’s) is the independent management of women’s health care, focusing particularly on pregnancy, childbirth, the post partum period, care of the newborn, and the family planning and gynecologic needs of women. The CNM and CM practice within a health care system that provides for consultation, collaborative management, or referral, as indicated by the health status of the client. CNM’s and CM’s practice in accord with the Standards for the Practice of Midwifery, as defined by the American College of Nurse-Midwives (ACNM).
3. DI INDONESIA
o http://www.bidanindonesia.org/index.asp?part=00〈=id
o Bidan adalah sebutan bagi orang yang belajar di sekolah khusus untuk menolong perempuan saat melahirkan .
o Ada beberapa jenis bidan:
 Bidan tarik - bidan yang baru dipanggil ketika akan melahirkan.
 Bidan tempah - bidan yang sudah dipesan terlebih dahulu untuk menolong seseorang ketika akan melahirkan nantinya ( http://id.wikipedia.org/wiki/Bidan )
4.
o Bidan : seorang yg telah menyelesaikan program pendidikan bidan yg diakui oleh negara & memperoleh kualifikasi & diberi izin untuk menjalankan praktek kebidanan di negara itu. Dia harus mampu meberikan supervisi, asuhan & memberikan nasehat yg dibutuhkan kepada wanita selama masa hamil, persalinan & masa pasca persalinan (post partum period), memimpin persalinan atas tanggung jawabnya sendiri serta asuhan pada bayi baru lahir & anak. Asuhan ini termasuk tindakan preventif, pendeteksian kondisi abnormal pada ibu & bayi, dan mengupayakan bantuan medis serta melakukan tindakan pertolongan gawat darurat pada saat tidak hadirnya tenaga medik lainnya. Dia mempunyai tugas penting dalam konsultasi & pendidikan kesehatan, tidak hanya untuk wanita tersebut, tetapi juga termasuk keluarga & komunitasnya. Pekerjaan ini termasuk pendidikan antenatal, & persiapan untuk menjadi orang tua, & meluas ke daerah tertentu dari ginekologi, keluarga berencana & asuhan anak. Dia juga berpraktek di rumah sakit, klinik, unit kesehatan, rumah perawatan atau tempat-tempat pelayanan lainnya.
5.
o Izin Praktek Bidan
o Pengertian: Bukti tertulis yg diberikan kepada Bidan u/ menjalankan praktek bidan
o Dasar hukum: Kepmenkes RI No 900/Menkes/SK/VII/2002 tentang registrasi dan praktek bidan
o Instansi Pemroses: Dinas Kesehatan
o Instansi Pemberi Pertimbangan: Ikatan Bidan Indonesia (IBI)
o Syarat-syarat Permohonan Izin:
 Rekomendasi dari organisasi profesi (IBI)
 Photo Copy surat penugasan
 Photo Copy ijazah Bidan
 Photo Copy Ijin Bidan
 Photo Copy Surat Keterangan Masa Bakti
 Photo Copy SK terakhir (PNS/Polri/TNI)
6.
 Surat Pernyataan dari bidan yang menjalankam praktek
 Surat rekomendasi dari Puskesmas setempat
 Surat pernyataan kesanggupan menangani standar pelayanan kebidanan
 Daftar obat-obatan sesuai dengan kepmenkes Nomor 900/Menkes/SK/ VII/2002
 Denah lokasi praktek
 Denah ruang praktek
 Pas Photo ukuran 4x6 sebanyak 2 Lembar
 Photo Copy KTP yang masih berlaku
o Tenik Pemrosesan :
 Permohonan diterima (persyaratan) sesuai syarat-syarat permohonan
 Survey lokasi
o Penerbitan surat ijin
 Bentuk Izin : Izin Praktik Bidan
 Kewenangan Penandatanganan : Dinas Kesehatan
 Jangka waktu Penyelesaian Izin : 6 hari kerja
 Jangka waktu berlakunya: 3 (tiga ) tahun
7. STANDARD I MIDWIFERY CARE IS PROVIDED BY QUALIFIED PRACTITIONERS
o The midwife: Is certified by the ACNM designated certifying agent. Shows evidence of continuing competency as required by the ACNM designated certifying agent. Is in compliance with the legal requirements of the jurisdiction where the midwifery practice occurs.
8. STANDARD II MIDWIFERY CARE OCCURS IN A SAFE ENVIRONMENT WITHIN THE CONTEXT OF THE FAMILY, COMMUNITY, AND A SYSTEM OF HEALTH CARE
o The midwife: Demonstrates knowledge of and utilizes federal and state regulations that apply to the practice environment and infection control. Demonstrates a safe mechanism for obtaining medical consultation, collaboration, and referral. Uses community services as needed. Demonstrates knowledge of the medical, psychosocial, economic, cultural, and family factors that affect care. Demonstrates appropriate techniques for emergency management including arrangements for emergency transportation. Promotes involvement of support persons in the practice setting.
9. STANDARD III MIDWIFERY CARE SUPPORTS INDIVIDUAL RIGHTS AND SELF-DETERMINATION WITHIN BOUNDARIES OF SAFETY
o The midwife: Practices in accord with the Philosophy and the Code of Ethics of the American College of Nurse-Midwives. Provides clients with a description of the scope of midwifery services and information regarding the client’s rights and responsibilities. Provides clients with information regarding, and/or referral to, other providers and services when requested or when care required is not within the midwife’s scope of practice. Provides clients with information regarding health care decisions and the state of the science regarding these choices to allow for informed decision-making.
10. STANDARD IV MIDWIFERY CARE IS COMPRISED OF KNOWLEDGE, SKILLS, AND JUDGMENTS THAT FOSTER THE DELIVERY OF SAFE, SATISFYING, AND CULTURALLY COMPETENT CARE
o The midwife: Collects and assesses client care data, develops and implements an individualized plan of management, and evaluates outcome of care. Demonstrates the clinical skills and judgments described in the ACNM Core Competencies for Basic Midwifery Practice. Practices in accord with the ACNM Standards for the Practice of Midwifery. Practices in accord with service/practice guidelines that meet the requirements of the particular institution or practice setting.
11. STANDARD V MIDWIFERY CARE IS BASED UPON KNOWLEDGE, SKILLS, AND JUDGMENTS WHICH ARE REFLECTED IN WRITTEN PRACTICE GUIDELINES
o The midwife: Describes the parameters of service for independent and collaborative midwifery management and transfer of care when needed. Establishes practice guidelines for each specialty area which may include, but is not limited to, primary health care of women, care of the childbearing family, and newborn care. Includes the following information in each specialty area: a) Client selection criteria b) Parameters and methods for assessing health status c) Parameters for risk assessment d) Parameters for consultation, collaboration, and referral e) Appropriate interventions including treatment, medication, and/or devices.
12. STANDARD VI MIDWIFERY CARE IS DOCUMENTED IN A FORMAT THAT IS ACCESSIBLE AND COMPLETE
o The midwife: Uses records that facilitate communication of information to clients, consultants, and institutions. Provides prompt and complete documentation of evaluation, course of management, and outcome of care. Promotes a documentation system that provides for confidentiality and transmissibility of health records. Maintains confidentiality in verbal and written communications.
13. STANDARD VII MIDWIFERY CARE IS EVALUATED ACCORDING TO AN ESTABLISHED PROGRAM FOR QUALITY MANAGEMENT THAT INCLUDES A PLAN TO IDENTIFY AND RESOLVE PROBLEMS.
o The midwife: Participates in a program of quality management for the evaluation of practice within the setting in which it occurs. Provides for a systematic collection of practice data as part of a program of quality management. Seeks consultation to review problems, including peer review of care. Acts to resolve problems identified.
14. STANDARD VIII MIDWIFERY PRACTICE MAY BE EXPANDED BEYOND THE ACNM CORE COMPETENCIES TO INCORPORATE NEW PROCEDURES THAT IMPROVE CARE FOR WOMEN & THEIR FAMILIES.
o The midwife: Identifies the need for a new procedure taking into consideration consumer demand, standards for safe practice, and availability of other qualified personnel. Ensures that there are no institutional, state, or federal statutes, regulations, or bylaws that would constrain the midwife from incorporation of the procedure into practice. Demonstrates knowledge and competency, including: a) Knowledge of risks, benefits, and client selection criteria. b) Process for acquisition of required skills. c) Identification and management of complications. d) Process to evaluate outcomes and maintain competency. Identifies a mechanism for obtaining medical consultation, collaboration, and referral related to this procedure. Reports the incorporation of this procedure to the ACNM.
o Source: Division of Standards and Practice Approved: ACNM Board of Directors, March 8, 2003
15. Konsep Asuhan Kebidanan
o Asuhan kebidanan adalah bantuan yang diberikan oleh bidan kepada individu pasien atau klien yang pelaksanaannya dilakukan dengan cara : - Bertahap dan sistematis - Melalui suatu proses yang disebut manajemen kebidanan
16. Manajemen Kebidanan menurut Varney, 1997
o 1. Digunakan sebagai metode untuk Proses pemecahan masalah Pengertian mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah. Penemuan – penemuan keterampilan dalam rangkaian atau tahapan yang Yang berfokus pada klien.logis.
17.
o 2. Langkah – langkah I. Mengumpulkan semua data yg dibutuhkan untuk memulai keadaan klien secara keseluruhan. II. Menginterpretasikan data untuk mengidentifikasi diagnosa atau masalah. III. Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial dan mengantisipasi penanganannya. IV. Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, konsultasi, kolaborasi dgn tenaga kesehatan lain serta rujukan berdasakan kondisi klien. V. Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh dgn tepat dan rasional berdasarkan keputusan yg dibuat pada langkah- langkah sebelumnya. VI. Pelaksanaan langsung asuhan secara efesien dan aman. VII. Mengevaluasi keefektifan asuhan yg dilakukan, mengulang kembali manajemen proses untuk aspek-aspek asuhan yg tidak efektif.
18.
o  Langkah I : Tahap Pengumpulan Data Dasar, berisi semua informasi yg akurat dan lengkap dari semua sumber yg berkaitan dgn kondisi klien, data subjektif data objektif.
o Data subjektif: yg menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesa. Yg termasuk data subjektif antara lain biodata, riwayat menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan & nifas, biopsikologi spiritual, pengetahuan klien. Data objektif : yg menggambarkan pendokunentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium da test diagnostic lain yg dirumuskan dalam data fokus. Data objektif terdiri dari pemeriksaan fisik yg sesui dgn kebutuhan & pemeriksaan tanda-tanda vital, pemeriksaan khusus (inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi), Pemeriksaan penunjang (laboratorium, cacatan baru dan sebelumnya).
19.
o Langkah II : Interpretasi Data Dasar Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau masalah berdasarkan interpretasi yg benar atas Langkah III : Mengidentifikasidata-data yg telah dikumpulkan. Diagnosa atau masalah potensial dan mengantisipasi penanganannya Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosa potensial berdasarkan diagnosa atau masalah yg sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan dapat waspada dan bersiap-siap diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar terjadi.
20.
o Langkah melakukanIV : Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, untuk konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan kondisi klien Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dgn anggota tim Langkah V : Menyusunkesehatan yg lain sesuai dengan kondisi klien. rencana asuhan yg menyeluruh Pada langkah ini direncanakan usaha yg ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah atau diagnosa yg telah diidentifikasi atau diantisipasi.
21.
o Langkah VI : pelasanaan langsung asuhan dgn efesien dan aman Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti yg diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara efesien dan aman. Perencanaan ini bias dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Walau bidan tidak melakukan sendiri ia tetap memikul Langkah VII :tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya. Evaluasi Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yg sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar akan terpenuhi sesuai dgn kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di dalam diagnosa dan masalah. Recana tersebut dianggap efektif jika memang benar dalam pelaksanaannya.
22. KOMPETENSI BIDAN DI INDONESIA
o Pengetahuan umum, ketrampilan dan perilaku yang berhubungan dengan ilmu-ilmu sosial, kesehatan masayrakat dan kesehatan profesional
o Bidan mempunyai persyaratan pengetahuan dan ketrampilan dari ilmu-ilmu sosial, kesehatan masyarakat dan etik yang membentuk dasar dari asuhan yang bermutu tinggi sesuai dengan budaya, untuk wanita, bayi baru lahir dan keluar ga nya.
23.
o Pra Konsepsi KB dan Ginekologi
o Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, pendidikan kesehatan yang tanggap terhadap budaya dan pelayanan menyeluruh di masyarakat dalam rangka untuk meningkatkan kehidupan keluarga yang sehat, perencanaan kehamilan dan kesiapan menjadi orang tua.
o Asuhan Konseling selama Kehamilan
o Bidan memberikan asuhan antenatal bermutu tinggi untuk mengoptimalkan kesehatan selama kehamilan yang meliputi: deteksi dini, pengotan atau rujukan dari :
24.
o Asuhan Selama Hamil dan Kelahiran
o Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, tangap terhadap kebudayaan setempat selama persalinan, memimpin suatu persalinan yang bersih dan aman, menangani situasi kegawatdaruratan tertentu untuk mengoptimalkan kesehatan wantia dan bayinya yang baru lahir
o Asuhan Pada Ibu Nifas dan Menyusui
o Bidan memberikan asuhan pada ibu nifas dan menyusui yang bermutu tinggi dan tanggap terhadap budaya setempat
o Asuhan Pada Bayi Baru Lahir
o Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komprehensif pada bayi baru lahir sehat sampai dengan 1 bulan
25.
o Asuhan Pada Bayi dan Balita
o Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komprehensif pada bayi dan balita sehat ( 1 bulan – 5 tahun )
o Kebidanan Komunitas
o Bidan merupakan asuhan yang bermutu tinggi dan komprehensif pada keluarga, kelompok dan masyarakat sesuai dengan budaya setempat
o Asuhan Pada Ibu/Wanita dengan Gangguan Reproduksi
o Melaksanakan asuhan kebidanan pada wanita/ibu dengan gangguan sistem reproduksi.
26. Perilaku Profesional Bidan
o Berpegang teguh pada filosofi, etika profesi dan aspek legal
o Bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan keputusan klinis yang dibuatnya
o Senantiasa mengikuti perkembangan pengetahuan dan ketrampilan muta k hir
o Menggunakan cara pencegahan universal untuk penyakit menular dan strategi pengendalian infeksi
o Melakukan konsultasi dan rujukan yang tepat dalam memberikan asuhan kebidanan
o Menghargai budaya setempat sehubungan dengan praktek kesehatan, kehamilan, kelahiran, periode pasca persalinan, bayi baru lahir dan anak
o Menggunakan model kemitraan dalam bekerjasama dengan kaum wanita/ ibu agar merea dapat menentukan pilihan yangtelah diinformasikan tentang semua aspek asuhan, meminta persetujuan secara tertulis supaya merea bertanggungjawab atas kesehatannya sendiri
o Menggunakan ketrampilan mendengar dan memfasilitasi
o Bekerja sama dengan petugas kesehatan lain untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada ibu dan keluarga
o Advokasi terhadap pilihan ibu dalam tatanan pelayanan.
28. selamat bertugas

deteksi dini komplikasi pada masa nifas


DETEKSI DINI KOMPLIKASI PADA MASA NIFAS

PENDAHULUAN
Asuhan kebidanan merupakan suatu penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab dalam memberikan pelayanan kebidanan pada pasien yang mempunyai kebutuhan atau masalah dalam bidang kesehatan,  ibu pada masa hamil,  nifas dan bayi baru lahir serta keluarga berencana.  Pada periode masa nifas bidan dituntut untuk memberikan asuhan kebidanan terhadap perubahan fisik dan psikologis ibu,  dimana asuhan fisik lebih mudah diberikan karena dapat dilihat dan dinilai secara langsung,  apabia terjadi ketidaknormalan bidan langsung bisa mendeteksi dan memberikan intervensi,  sedangkan pemberian asuhan terhadap emosi dan psikologi ibu membutuhkan ketelitian dan kesabaran yang lebih dari bidan. Untuk mencapai hasil yang optimal dibutuhkan kerjasama yang baik antara bidan dan keluarga.
ISI
Berikut adalah Deteksi Dini Komplikasi pada Masa Nifas:
1.      Perdarahan Pervaginam
Perdarahan pervaginam yang melebihi 500ml setelah bersalin didefinisikan sebagai perdarahan pasca persalinan,  terdapat beberapa masalah mengenai definisi ini:
a.       Perkiraan kehilangan darah biasanya tidak sebanyak yang sebenarnya,  kadang-kadang hanya setengah dari biasanya. Darah tersebut bercampur dengan cairan amnion atau dengan urine,  darah juga tersebar pada spon,  handuk dan kain di dalam ember dan lantai.
b.      Volume darah yang hilang juga bervariasi akibatnya sesuai dengan kadar hemoglobin ibu. Seorang ibu dengan kadar Hb normal akan dapat menyesuaikan diri terhadap kehilangan darah yang akan berakibat fatal pada anemia. Seorang ibu yang sehat dan tidak anemia pun dapat mengalami akibat fatal dari kehilangan darah.
c.       Perdarahan dapat terjadi dengan lambat untuk jangka waktu beberapa jam dan kondisi ini dapat tidak dikenali sampai terjadi syok.
Penilaian resiko pada saat antenatal tidak dapat memperkirakan akan terjadinya perdarahan pasca persalinan. Penanganan aktif kala III sebaiknya dilakukan pada semua wanita yang bersalin karena hal ini dapat menurunkan insiden perdarahan pasca persalinan akibat atonia uteri. Semua ibu pasca bersalin harus dipantau dengan ketat untuk mendiagnosis perdarahan fase persalinan.
2.      Infeksi Masa Nifas
Beberapa bakteri dapat menyebabkan infeksi setelah persalinan,  Infeksi masa nifas masih merupakanpenyebab tertinggi AKI. Infeksi alat genital merupakan komplikasi masa nifas. Infeksi yang meluas kesaluran urinary,  payudara,  dan pasca pembedahan merupakan salah satu penyebab terjadinya AKI tinggi. Gejala umum infeksi berupa suhu badan panas,  malaise,  denyut nadi cepat. Gejala lokal dapat berupa Uterus lembek,  kemerahan dan rasa nyeri pada payudara atau adanya disuria.

3.      Sakit Kepala,  Nyeri Epigastrik,  Penglihatan Kabur
Gejala-gejala ini merupakan tanda-tanda terjadinya Eklampsia post partum,  bila disertai dengan tekanan darah yang tinggi.

4.      Pembengkakan di Wajah atau Ekstrenitas.
Ini berhubungan dengan no 3.

5.      Demam,  Muntah,  Rasa Sakit Waktu Berkemih
Pada masa nifas dini sensitifitas kandung kemih terhadap tegangan air kemih di dalam vesika sering menurun akibat trauma persalinan serta analgesia epidural atau spinal. Sensasi peregangan kandung kemih juga mungkin berkurang akibat rasa tidak nyaman,  yang ditimbulkan oleh epiosomi yang lebar,  laserasi,  hematom dinding vagina.

6.      Payudara yang Berubah Menjadi Merah,  Panas,  dan Terasa Sakit.
Disebabkan oleh payudara yang tidak disusu secara adekuat,  putting susu yang lecet,  BH yang terlalu ketat,  ibu dengan diet jelek,  kurang istirahat,  anemia.

7.      Kehilangan Nafsu Makan Dalam Waktu Yang Lama
Kelelahan yang amat berat setelah persalinan dapat mengganggu nafsu makan, sehingga ibu tidak ingin makan sampai kelelahan itu hilang. Hendaknya setelah bersalin berikan ibu minuman hangat, susu, kopi atau teh yang bergula untuk mengembalikan tenaga yang hilang. Berikanlah makanan yang sifatnya ringan, karena alat pencernaan perlu istirahat guna memulihkan keadaanya kembali.
8.      Rasa sakit,  merah, lunak dan pembengkakan di kaki
Selama masa nifas dapat terbentuk thrombus sementara pada vena-vena manapun di pelvis yang mengalami dilatasi.

9.      Merasa sedih atau tidak mampu mengasuh sendiri bayinya dan dirinya sendiri
Penyebabnya adalah kekecewaan emosional bercampur rasa takut yang dialami kebanyakan wanita hamil dan melahirkan,  rasa nyeri pada awal masa nifas, kelelahan akibat kurang tidur selama persalinan dan setelah melahirkan,  kecemasan akan kemampuannya untuk merawat bayinya setelah meninggalkan rumah sakit,  ketakutan akan menjadi tidak menarik lagi

PENUTUP
Kesimpulan
Peranan bidan dalam memberikan asuhan masa nifas adalah memberikan asuan yang konsisten,  ramah dan memberikan dukungan pada setiap ibu dalam proses penyembuhannya dari stress fisik akibat persalinan dan meningkatkan kepercayaan diri ibu dalam merawat bayinya. Dalam proses penyesuaian ini,  dituntut kontribusi bidan dalam melaksanakan kompetensi,  keterampilan dan sensitivitas terhadap ebutuhan dan harapan setiap ibu dan keluarga. Bidan harus dapat merencanakan asuhan yang akan diberikan pada ibu sesuai dengan kebutuhan ibu tersebut.

test blog gue

ini adalah blogs pertama saya dan selanjutnya akan berisi buku dan informasi tentang kesehatan dan teknik kimia