berikan komentar atau kritik anda untuk kemajuan blog yg kami sediakan

Selasa, 08 Maret 2011

KEUNGGULAN ASI DAN MANFAAT MENYUSUI

Keunggulan dan manfaat menyusui dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu: aspek gizi, aspek imunologik, aspek psikologi, aspek kecerdasan, neurologis, ekonomis dan aspek penundaan kehamilan.

1.Aspek Gizi.
Manfaat Kolostrum
• Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama IgA untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi terutama diare.
• Jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung dari hisapan bayi pada hari-hari pertama kelahiran. Walaupun sedikit namun cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi. Oleh karena itu kolostrum harus diberikan pada bayi.
• Kolostrum mengandung protein,vitamin A yang tinggi dan mengandung karbohidrat dan lemak rendah, sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama kelahiran.
• Membantu mengeluarkan mekonium yaitu kotoran bayi yang pertama berwarna hitam kehijauan.

Komposisi ASI
• ASI mudah dicerna, karena selain mengandung zat gizi yang sesuai, juga mengandung enzim-enzim untuk mencernakan zat-zat gizi yang terdapat dalam ASI tersebut.
• ASI mengandung zat-zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi/anak.
• Selain mengandung protein yang tinggi, ASI memiliki perbandingan antara Whei dan Casein yang sesuai untuk bayi. Rasio Whei dengan Casein merupakan salah satu keunggulan ASI dibandingkan dengan susu sapi. ASI mengandung whey lebih banyak yaitu 65:35. Komposisi ini menyebabkan protein ASI lebih mudah diserap. Sedangkan pada susu sapi mempunyai perbandingan Whey :Casein adalah 20 : 80, sehingga tidak mudah diserap.

Komposisi Taurin, DHA dan AA pada ASI
• Taurin adalah sejenis asam amino kedua yang terbanyak dalam ASI yang berfungsi sebagai neuro-transmitter dan berperan penting untuk proses maturasi sel otak. Percobaan pada binatang menunjukkan bahwa defisiensi taurin akan berakibat terjadinya gangguan pada retina mata.
• Decosahexanoic Acid (DHA) dan Arachidonic Acid (AA) adalah asam lemak tak jenuh rantai panjang (polyunsaturated fatty acids) yang diperlukan untuk pembentukan sel-sel otak yang optimal. Jumlah DHA dan AA dalam ASI sangat mencukupi untuk menjamin pertumbuhan dan kecerdasan anak. Disamping itu DHA dan AA dalam tubuh dapat dibentuk/disintesa dari substansi pembentuknya (precursor) yaitu masing-masing dari Omega 3 (asam linolenat) dan Omega 6 (asam linoleat).

2. Aspek Imunologik
• ASI mengandung zat anti infeksi, bersih dan bebas kontaminasi.
• Immunoglobulin A (Ig.A) dalam kolostrum atau ASI kadarnya cukup tinggi. Sekretori Ig.A tidak diserap tetapi dapat melumpuhkan bakteri patogen E. coli dan berbagai virus pada saluran pencernaan.
• Laktoferin yaitu sejenis protein yang merupakan komponen zat kekebalan yang mengikat zat besi di saluran pencernaan.
• Lysosim, enzym yang melindungi bayi terhadap bakteri (E. coli dan salmonella) dan virus. Jumlah lysosim dalam ASI 300 kali lebih banyak daripada susu sapi.
• Sel darah putih pada ASI pada 2 minggu pertama lebih dari 4000 sel per mil. Terdiri dari 3 macam yaitu: Brochus-Asociated Lympocyte Tissue (BALT) antibodi pernafasan, Gut Asociated Lympocyte Tissue (GALT) antibodi saluran pernafasan, dan Mammary Asociated Lympocyte Tissue (MALT) antibodi jaringan payudara ibu.
• Faktor bifidus, sejenis karbohidrat yang mengandung nitrogen, menunjang pertumbuhan bakteri lactobacillus bifidus. Bakteri ini menjaga keasaman flora usus bayi dan berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri yang merugikan.

3. Aspek Psikologik
• Rasa percaya diri ibu untuk menyusui : bahwa ibu mampu menyusui dengan produksi ASI yang mencukupi untuk bayi. Menyusui dipengaruhi oleh emosi ibu dan kasih saying terhadap bayi akan meningkatkan produksi hormon terutama oksitosin yang pada akhirnya akan meningkatkan produksi ASI.
• Interaksi Ibu dan Bayi: Pertumbuhan dan perkembangan psikologik bayi tergantung pada kesatuan ibu-bayi tersebut.
• Pengaruh kontak langsung ibu-bayi : ikatan kasih sayang ibu-bayi terjadi karena berbagai rangsangan seperti sentuhan kulit (skin to skin contact). Bayi akan merasa aman dan puas karena bayi merasakan kehangatan tubuh ibu dan mendengar denyut jantung ibu yang sudah dikenal sejak bayi masih dalam rahim.

4. Aspek Kecerdasan
• Interaksi ibu-bayi dan kandungan nilai gizi ASI sangat dibutuhkan untuk perkembangan system syaraf otak yang dapat meningkatkan kecerdasan bayi.
• Penelitian menunjukkan bahwa IQ pada bayi yang diberi ASI memiliki IQ point 4.3 point lebih tinggi pada usia 18 bulan, 4-6 point lebih tinggi pada usia 3 tahun, dan 8.3 point lebih tinggi pada usia 8.5 tahun, dibandingkan dengan bayi yang tidak diberi ASI.

5. Aspek Neurologis
• Dengan menghisap payudara, koordinasi syaraf menelan, menghisap dan bernafas yang terjadi pada bayi baru lahir dapat lebih sempurna.

6. Aspek Ekonomis
• Dengan menyusui secara eksklusif, ibu tidak perlu mengeluarkan biaya untuk makanan bayi sampai bayi berumur 4 bulan. Dengan demikian akan menghemat pengeluaran rumah tangga untuk membeli susu formula dan peralatannya.

7. Aspek Penundaan Kehamilan
• Dengan menyusui secara eksklusif dapat menunda haid dan kehamilan, sehingga dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi alamiah yang secara umum dikenal sebagai Metode Amenorea Laktasi (MAL).

Sumber: Buku Panduan Manajemen Laktasi: Dit.Gizi Masyarakat-Depkes RI,2001

TIPS MENGATASI BALITA DENGAN KEJANG DEMAM

Kejang, baik yang disertai demam atau tidak, bisa berdampak fatal. Itulah sebabnya, setelah memberi pertolongan pertama, bawa segera si kecil ke rumah sakit.
Kejang terjadi akibat adanya kontraksi otot yang berlebihan dalam waktu tertentu tanpa bisa dikendalikan. Salah satu penyebab terjadinya kejang demam yaitu tingginya suhu badan anak. Timbulnya kejang yang disertai demam ini diistilahkan sebagai kejang demam (convalsio febrillis) atau stuip/step.
Masalahnya, toleransi masing-masing anak terhadap demam sangatlah bervariasi. Pada anak yang toleransinya rendah, demam pada suhu tubuh 38˚ C sudah bisa membuatnya kejang. Sementara pada anak-anak yang toleransinya normal, kejang baru dialami jika suhu badan sudah mencapai 39˚ C atau lebih.
Untuk mencegah hal yang tidak diinginkan, disarankan orang tua sesegera mungkin memberi pertolongan pertama begitu tahu si kecil mengalami kejang demam
Setelah itu,jangan tunggu waktu lagi bawa segera si kecil ke dokter atau klinik terdekat. Dengan begitu, si kecil akan mendapat penanganan lebih lanjut yang tepat dari para ahli.
Jika kejang demam tidak segera mendapat penanganan semestinya, si kecil terancam terkena retardasi mental. Pasalnya, kejang demam bisa menyebabkan rusaknya sel-sel otak anak. Jadi, kalau kejang itu berlangsung dalam jangka waktu yang lama, maka kemungkinan sel-sel yang rusak pun akan semakin banyak. Bukan tidak mungkin tingkat kecerdasan anak akan menurun drastis dan tidak bisa lagi berkembang secara optimal. Bahkan beberapa kasus kejang demam bisa menyebabkan epilepsi pada anak. Yang tak kalah penting, begitu anaknya terkena kejang demam, orang tua pun mesti ekstra hati-hati. Soalnya, dalam setahun pertama setelah kejadian, kejang serupa atau malah yang lebih hebat berpeluang terulang kembali.
CIRI-CIRI KEJANG, Di antaranya:
1. kedua kaki dan tangan kaku disertai gerakan-gerakan kejut yang kuat dan kejang-kejang selama 5 menit, bola mata berbalik ke atas
2. Gigi terkatup
3. Muntah
4. Tak jarang si anak berhenti napas sejenak.
5. Pada beberapa kasus tidak bisa mengontrol pengeluaran buang air besar/kecil.
6. Pada kasus berat, si kecil kerap tak sadarkan diri. Adapun intensitas waktu kejang juga sangat bervariasi, dari beberapa detik sampai puluhan menit.
TIPS ATASI KEJANG DEMAM DI RUMAH
1. Si kecil dinyatakan demam bila temperatur tubuhnya yang diukur melalui mulut/telinga menunjukkan angka 37,8˚ C; melalui rektum 38˚ C, dan 37,2˚ C melalui ketiak. Segera beri obat penurun panas.
2. Orang tua jangan mengatakan seorang anak demam atau tidak hanya dengan menempelkan punggung tangannya di dahi anak, cara ini tidak akurat karena amat dipengaruhi oleh kepekaan dan suhu badan orang tua sendiri.
3. Termometer air raksa merupakan cara paling tepat untuk mengukur suhu tubuh. Pengukuran akan lebih akurat bila termometer ditempatkan di rongga mulut atau rektum/anus dibanding ketiak.
4. Sedapat mungkin bersikap tenang. Sikap panik hanya akan membuat kita tak tahu harus berbuat apa yang mungkin saja akan membuat penderitaan anak tambah parah.
5. Jangan gunakan alkohol atau air dingin untuk menurunkan suhu tubuh anak yang sedang demam. Penggunaan alkohol amat berpeluang menyebabkan iritasi pada mata dan intoksikasi/keracunan.
6. Gunakan kompres air hangat/sama dengan suhu tunuh, yang diletakkan di dahi, ketiak, dan lipatan paha.. Turunnya suhu ini diharapkan terjadi karena panas tubuh digunakan untuk menguapkan air pada kain kompres. Penurunan suhu yang drastis justru tidak disarankan.
7. Jangan memberikan aspirin atau jenis obat lainnya yang mengandung salisilat karena diduga dapat memicu sindroma Reye, sejenis penyakit yang tergolong langka dan mempengaruhi kerja lever, darah, dan otak.
8. Jangan beri selimut dan baju tebal tertutup, karena akan meningkatkan suhu tubuh dan menghalangi penguapan, cukup dengan baju yang tipis saja.
9. Usahakan suhu / temperatur kamar tidurnya tidak panas
10. Pakaian ketat atau yang mengikat terlalu kencang sebaiknya ditanggalkan saja.
11. Jangan memberi minuman/makanan segera setelah berhenti kejang karena hanya akan berpeluang membuat anak tersedak
12. Setelah anak benar-benar sadar, diberi banyak minum dan makan makanan berkuah atau buah-buahan yang banyak mengandung air. Bisa berupa jus, susu, teh, dan minuman lainnya. Dengan demikian, cairan tubuh yang menguap akibat suhu tinggi bisa cepat tergantikan.
13. Agar si kecil tidak cedera, pindahkan benda-benda keras atau tajam yang berada dekat anak. Tak perlu menahan mulut si kecil agar tetap terbuka dengan mengganjal/menggigitkan sesuatu di antara giginya.
14. Miringkan posisi tubuh si kecil agar tidak menelan cairan muntahnya atau air liurnya sendiri yang bisa mengganggu pernapasannya.
15. Setelah bisa diatasi dirumah, segera bawa ke dokter untuk penanganan lebih lanjut.

SOLUSI MENGATASI ANAK KEJANG

Sediakan obat Stesolid cara menggunakannya melalui anus, cuma harus dengan
resep dokter, kalau tidak salah terdapat 2 ukuran, yg 2,5 mm dan 5 mm
pemakaian dosisnya harus sesuai dengan usia dan petunjuk dokter, tanyakan
saja pada dokter jika mau menyediakan Stesolid (sebaiknya ditaruh di kulkas
jangan di freezer). Hanya obat ini akan membuat si anak tambah 'teler',
lemas karena memang effek obat ini adalah untuk membuat syaraf menjadi
relaks.

Jika anak sedang menderita panas jangan sekali-2 meninggalkannya tanpa
pengawasan yang intensif, ortu harus gantian jaganya. Saya juga punya
pengalaman buruk tentang hal ini ketika putra saya yang pertama panas tinggi
waktu itu usianya 3 tahun .. tahu-2 dia sedang duduk di ranjang dan
tangannya sedang meraih-raih namun matanya tertutup. Sejak saat itu saya
tidak pernah tidur jika anak saya sedang menderita sakit (salah satu resiko
jadi ortu ya).

Obat anti panas harus dimakan kembali tepat pada waktunya, jika bisa 1/2 jam
sebelum waktu makan obat berikutnya sudah harus diberi, karena jika panasnya
sudah mulai tinggi maka sulit dan lama turunnya. Pada beberapa anak ada
yang tahan terhadap sakit panas tetapi banyak juga yang sangat rentan (tidak
tahan) terhadap sakit panas, baru 38 derajat C aja sudah step.

Jika anak terlalu sering terserang sakit panas dan sampai step kemungkinan
akan mengganggu pertumbuhan syaraf di otaknya.

Selalu sediakan alat kompres yang berwarna biru berupa gel (banyak dijual di
apotik) freezer. Sebaiknya letakan alat kompres gel ini di bagian atas
kepala (ubun-2), atau di belakang kepala, dahi sebaiknya dikompress dengan
handuk dingin saja cukup, (handuk kecil sebesar saputangan yang dicelupkan
air es juga menolong).

Jangan bungkus/menyelimuti anak yang sedang menderita sakit panas dengan
selimut dan baju yang tebal-2, karena menyebabkan suhu tubuhnya akan semakin
tinggi akibat panas yang dikeluarkan oleh tubuhnya tidak dapat dengan segera
lepas. Hal ini logis karena botol yang berisi air panas jika dibungkus
dengan kain tebal berlapis-lapis, maka ia akan menahan panas lebih lama jika
dibanding botol tersebut tidak dibungkus.

Ada juga yang mengoleskan alkohol di sela-sela ketiak, leher, selangkangan,
namun jangan terlalu sering karena akan menyebabkan iritasi.

Yang paling penting juga, segera bawa ke dokter atau rumah sakit yang
terdekat. Diperlukan kerja sama yang baik antara Ayah dan Ibu si anak.

Mengatasi anak Kejang

Mengatasi anak kejang
Kejang, baik yang disertai demam atau tidak, bisa berdampak fatal. Itulah sebabnya, setelah memberi pertolongan pertama, bawa segera si kecil ke rumah sakit.
Kejang sendiri terjadi akibat adanya kontraksi otot yang berlebihan dalam waktu tertentu tanpa bisa dikendalikan. Salah satu penyebab terjadinya kejang demam yaitu tingginya suhu badan anak. Timbulnya kejang yang disertai demam ini diistilahkan sebagai kejang demam (convalsio febrillis) atau stuip/step.
Masalahnya, toleransi masing-masing anak terhadap demam sangatlah bervariasi. Pada anak yang toleransinya rendah, maka demam pada suhu tubuh 38 C pun sudah bisa membuatnya kejang. Sementara pada anak-anak yang toleransinya normal, kejang baru dialami jika suhu badan sudah mencapai 39 C atau lebih.
SEGERA BAWA KE DOKTER
Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, disarankan agar orang tua sesegera mungkin memberi pertolongan pertama begitu tahu si kecil mengalami kejang demam.
Setelah itu,jangan tunggu waktu lagi bawa segera si kecil ke dokter atau klinik terdekat. Jangan terpaku hanya pada lamanya kejang, entah cuma beberapa detik atau sekian menit. Dengan begitu, si kecil akan mendapat penanganan lebih lanjut yang tepat dari para ahli. Biasanya dokter juga akan memberikan obat penurun panas, sekaligus membekali obat untuk mengatasi kejang dan antikejang. “Sebagai pertolongan pertama, tak usah membawanya langsung ke rumah sakit lengkap yang letaknya relatif lebih jauh karena bisa-bisa si kecil mendapat risiko yang lebih berbahaya akibat lambat mendapat pertolongan pertama.”
Selain itu, jika kejang demam tidak segera mendapat penanganan semestinya, si kecil pun terancam bakal terkena retardasi mental. Pasalnya, kejang demam bisa menyebabkan rusaknya sel-sel otak anak. Jadi, kalau kejang itu berlangsung dalam jangka waktu yang lama, maka kemungkinan sel-sel yang rusak pun akan semakin banyak. Bukan tidak mungkin tingkat kecerdasan anak akan menurun drastis dan tidak bisa lagi berkembang secara optimal.
Bahkan beberapa kasus kejang demam bisa menyebabkan epilepsi pada anak. Yang tak kalah penting, begitu anaknya terkena kejang demam, orang tua pun mesti ekstra hati-hati. Soalnya, dalam setahun pertama setelah kejadian, kejang serupa atau malah yang lebih hebat berpeluang terulang kembali.
Untuk mengantisipasinya, sediakanlah obat penurun panas dan obat antikejang yang telah diresep-kan dokter anak. Meski begitu, orang tua jangan kelewat khawatir. Karena dengan penanganan yang tepat dan segera, kejang demam yang berlangsung beberapa saat umumnya tak menimbulkan gangguan fungsi otak.
CIRI-CIRI KEJANG
Tentu saja dalam hal ini orang tua harus bisa membaca ciri-ciri seorang anak yang terkena kejang demam. Di antaranya:
* kedua kaki dan tangan kaku disertai gerakan-gerakan kejut yang kuat dan kejang-kejang selama 5 menit . bola mata berbalik ke atas
* gigi terkatup
* muntah


* tak jarang si anak berhenti napas sejenak.
* pada beberapa kasus tidak bisa mengontrol pengeluaran buang air besar/kecil.
* pada kasus berat, si kecil kerap tak sadarkan diri. Adapun intensitas waktu kejang juga sangat bervariasi, dari beberapa detik sampai puluhan menit.
TIPS ATASI KEJANG DEMAM
Berikut beberapa penjelasan tentang kejang dan demam pada anak: . Suhu tubuh normal anak berkisar antara 36-37 C. Si kecil dinyatakan demam bila temperatur tubuhnya yang diukur melalui mulut/telinga menunjukkan angka 37,8 C; melalui rektum 38 C, dan 37,2 C melalui ketiak.Sebelum semakin tinggi, segera beri obat penurun panas. .
Orang tua jangan begitu gampang mengatakan seorang anak demam atau tidak hanya dengan menempelkan punggung tangannya di dahi anak. Cara ini jelas tidak akurat karena amat dipengaruhi oleh kepekaan dan suhu badan orang tua sendiri.
Termometer air raksa diyakini merupakan cara yang paling tepat untuk mengukur suhu tubuh. Pengukuran suhu tubuh akan lebih akurat bila termometer tersebut ditempatkan di rongga mulut atau rektum/anus dibanding ketiak.
Saat menghadapi si kecil yang sedang kejang demam, sedapat mungkin cobalah bersikap tenang. Sikap panik hanya akan membuat kita tak tahu harus berbuat apa yang mungkin saja akan membuat penderitaan anak tambah parah.
Jangan gunakan alkohol atau air dingin untuk menurunkan suhu tubuh anak yang sedang demam. Penggunaan alkohol amat berpeluang menyebabkan iritasi pada mata dan intoksikasi/keracunan.
Lebih aman gunakan kompres air biasa yang diletakkan di dahi, ketiak, dan lipatan paha. Kompres ini bertujuan menurunkan suhu di permukaan tubuh. Turunnya suhu ini diharapkan terjadi karena panas tubuh digunakan untuk menguapkan air pada kain kompres. Penurunan suhu yang drastis justru tidak disarankan.
Jangan coba-coba memberikan aspirin atau jenis obat lainnya yang mengandung salisilat karena diduga dapat memicu sindroma Reye, sejenis penyakit yang tergolong langka dan mempengaruhi kerja lever, darah, dan otak.
Setelah anak benar-benar sadar, bujuklah ia untuk banyak minum dan makan makanan berkuah atau buah-buahan yang banyak mengandung air. Bisa berupa jus, susu, teh, dan minuman lainnya. Dengan demikian, cairan tubuh yang menguap akibat suhu tinggi bisa cepat tergantikan.
Jangan selimuti si kecil dengan selimut tebal. Selimut dan pakaian tebal dan tertutup justru akan meningkatkan suhu tubuh dan menghalangi penguapan. Pakaian ketat atau yang mengikat terlalu kencang sebaiknya ditanggalkan saja.
YANG BISA DILAKUKAN ORANG TUA
*Segera beri obat penurun panas begitu suhu tubuh anak melewati angka 37,5 C.
* Kompres dengan lap hangat (yang suhunya kurang lebih sama dengan suhu badan si kecil). Jangan kompres dengan air dingin, karena dapat menyebabkan “korsleting”/benturan kuat di otak antara suhu panas tubuh si kecil dengan kompres dingin tadi.


* Agar si kecil tidak cedera, pindahkan benda-benda keras atau tajam yang berada dekat anak. . Tak perlu menahan mulut si kecil agar tetap terbuka dengan mengganjal/menggigitkan sesuatu di antara giginya. . Miringkan posisi tubuh si kecil agar penderita tidak menelan cairan muntahnya sendiri yang bisa mengganggu pernapasannya.
* Jangan memberi minuman/makanan segera setelah berhenti kejang karena hanya akan berpeluang membuat anak tersedak.
KEJANG TANPA DEMAM
Penyebabnya bermacam-macam. Yang penting, jangan sampai berulang dan berlangsung lama karena dapat merusak sel-sel otak. Menurut dr. Merry C. Siboro, Sp.A, dari RS Metro Medical Centre, Jakarta, kejang adalah kontraksi otot yang berlebihan di luar kehendak.
“Kejang-kejang kemungkinan bisa terjadi bila suhu badan bayi atau anak terlalu tinggi atau bisa juga tanpa disertai demam.”
Kejang yang disertai demam disebut kejang demam (convalsio febrilis). Biasanya disebabkan adanya suatu penyakit dalam tubuh si kecil. Misal, demam tinggi akibat infeksi saluran pernapasan, radang telinga, infeksi saluran cerna, dan infeksi saluran kemih. Sedangkan kejang tanpa demam adalah kejang yang tak disertai demam. Juga banyak terjadi pada anak-anak.
BISA DIALAMI SEMUA ANAK
Kondisi kejang umum tampak dari badan yang menjadi kaku dan bola mata berbalik ke atas. Kondisi ini biasa disebut step atau kejang toniklonik (kejet-kejet). Kejang tanpa demam bisa dialami semua anak balita. Bahkan juga bayi baru lahir.
Umumnya karena ada kelainan bawaan yang mengganggu fungsi otak sehingga dapat menyebabkan timbulnya bangkitan kejang. Bisa juga akibat trauma lahir, adanya infeksi-infeksi pada saat-saat terakhir lahir, proses kelahiran yang susah sehingga sebagian oksigen tak masuk ke otak, atau menderita kepala besar atau kecil.
Bayi yang lahir dengan berat di atas 4.000 gram bisa juga berisiko mengalami kejang tanpa demam pada saat melalui masa neonatusnya (28 hari sesudah dilahirkan).
“Ini biasanya disebabkan adanya riwayat ibu menderita diabetes, sehingga anaknya mengalami hipoglemi (ganggguan gula dalam darah). Dengan demikian, enggak demam pun, dia bisa kejang.”
Selanjutnya, si bayi dengan gangguan hipoglemik akibat kencing manis ini akan rentan terhadap kejang. “Contohnya, telat diberi minum saja, dia langsung kejang.” Uniknya, bayi prematur justru jarang sekali menderita kejang. “Penderitanya lebih banyak bayi yang cukup bulan. Diduga karena sistem sarafnya sudah sempurna sehingga lebih rentan dibandingkan bayi prematur yang memang belum sempurna.”
JANGAN SAMPAI TERULANG
Penting diperhatikan, bila anak pernah kejang, ada kemungkinan dia bisa kejang lagi. Padahal, kejang tak boleh dibiarkan berulang selain juga tak boleh berlangsung lama atau lebih dari 5 menit. Bila terjadi dapat membahayakan anak.
Masalahnya, setiap kali kejang anak mengalami asfiksi atau kekurangan oksigen dalam darah. “Setiap menit, kejang bisa mengakibatkan kerusakan sel-sel pada otak, karena terhambatnya aliran oksigen ke otak.

Bayangkan apa yang terjadi bila anak bolak-balik kejang, berapa ribu sel yang bakal rusak? Tak adanya aliran oksigen ke otak ini bisa menyebakan sebagian sel-sel otak mengalami kerusakan.
”Kerusakan di otak ini dapat menyebabkan epilepsi, kelumpuhan, bahkan retardasi mental. Oleh karenanya, pada anak yang pernah kejang atau berbakat kejang, hendaknya orang tua terus memantau agar jangan terjadi kejang berulang.
DIMONITOR TIGA TAHUN
Risiko berulangnya kejang pada anak-anak, umumnya tergantung pada jenis kejang serta ada atau tidaknya kelainan neurologis berdasarkan hasil EEG (elektroensefalografi). Di antara bayi yang mengalami kejang neonatal (tanpa demam), akan terjadi bangkitan tanpa demam dalam 7 tahun pertama pada 25% kasus. Tujuh puluh lima persen di antara bayi yang mengalami bangkitan kejang tersebut akan menjadi epilepsi.
Harus diusahakan, dalam tiga tahun sesudah kejang pertama, jangan ada kejang berikut.
Dokter akan mengawasi selama tiga tahun sesudahnya, setelah kejang pertama datang. Bila dalam tiga tahun itu tak ada kejang lagi, meski cuma dalam beberapa detik, maka untuk selanjutnya anak tersebut mempunyai prognosis baik.Artinya, tak terjadi kelainan neurologis dan mental.
Tapi, bagaimana jika setelah diobati, ternyata di tahun kedua terjadi kejang lagi? “Hitungannya harus dimulai lagi dari tahun pertama.”Pokoknya, jangka waktu yang dianggap aman untuk monitoring adalah selama tiga tahun setelah kejang.
Jadi, selama tiga tahun setelah kejang pertama itu, si anak harus bebas kejang. Anak-anak yang bebas kejang selama tiga tahun itu dan sesudahnya, umumnya akan baik dan sembuh. Kecuali pada anak-anak yang memang sejak lahir sudah memiliki kelainan bawaan, semisal kepala kecil (mikrosefali) atau kepala besar (makrosefali), serta jika ada tumor di otak.
RAGAM PENYEBAB
“Kejang tanpa demam bisa berasal dari kelainan di otak, bukan berasal dari otak, atau faktor keturunan,” penjabarannya satu per satu di bawah ini.
* Kelainan neurologis Setiap penyakit atau kelainan yang mengganggu fungsi otak bisa menimbulkan bangkitan kejang.
Contoh, akibat trauma lahir, trauma kepala, tumor otak, radang otak, perdarahan di otak, atau kekurangan oksigen dalam jaringan otak (hipoksia).
* Bukan neurologis Bisa disebabkan gangguan elektrolit darah akibat muntah dan diare, gula darah rendah akibat sakit yang lama, kurang asupan makanan, kejang lama yang disebabkan epilepsi, gangguan metabolisme, gangguan peredaran darah, keracunan obat/zat kimia, alergi dan cacat bawaan.
* Faktor keturunan Kejang akibat penyakit lain seperti epilepsi biasanya berasal dari keluarga yang memiliki riwayat kejang demam sama. Orang tua yang pernah mengalami kejang sewaktu kecil sebaiknya waspada karena anaknya berisiko tinggi mengalami kejang yang sama.
WASPADAI DI BAWAH 6 BULAN
Orang tua harus waspada bila anak sering kejang tanpa demam, terutama di bawah usia 6 bulan, Karena kemungkinannya untuk menderita epilepsi besar.


Masalahnya, kejang pada anak di bawah 6 bulan, terutama pada masa neonatal itu bersifat khas. “Bukan hanya seperti toniklonik yang selama ini kita kenal, tapi juga dalam bentuk gerakan-gerakan lain. Misal, matanya juling ke atas lalu bergerak-gerak, bibirnya kedutan atau tangannya seperti tremor.
Dokter biasanya waspada, tapi kalau kejangnya terjadi di rumah, biasanya jarang ibu yang ngeh.” Itulah sebabnya, orang tua harus memperhatikan betul kondisi bayinya.
MENOLONG ANAK KEJANG
1. Jangan panik, segera longgarkan pakaiannya dan lepas atau buang semua yang menghambat saluran pernapasannya. Jadi kalau sedang makan tiba-tiba anak kejang, atau ada sesuatu di mulutnya saat kejang, segera keluarkan.
2. Miringkan tubuh anak karena umumnya anak yang sedang kejang mengeluarkan cairan-cairan dari mulutnya. “Ini sebetulnya air liur yang banyak jumlahnya karena saraf yang mengatur kelenjar air liur tak terkontrol lagi. Kalau sedang kejang, kan, saraf pusatnya terganggu. Bukan cuma air liur, air mata pun bisa keluar.” Guna memiringkan tubuh adalah supaya cairan-cairan ini langsung keluar, tidak menetap di mulut yang malah berisiko menyumbat saluran napas dan memperparah keadaan.
3. Jangan mudah percaya bahwa meminumkan kopi pada anak yang sedang kejang bisa langsung menghentikan kejang tersebut. “Secara medis, kopi tak berguna untuk mengatasi kejang. Kopi justru dapat menyebabkan tersumbatnya pernapasan bila diberikan saat anak mengalami kejang, yang malah bisa menyebabkan kematian.”
4. Segera bawa anak ke rumah sakit terdekat, jangan sampai otak kelamaan tak mendapat oksigen. “Usahakan lama kejang tak lebih dari tiga menit. Siapkan obat antikejang yang disarankan dokter bila anak memang pernah kejang atau punya riwayat kejang.”
PENATALAKSANAAN
Penatalaksaan kejang meliputi :
1. Penanganan saat kejang
* Menghentikan kejang : Diazepam dosis awal 0,3 – 0,5 mg/kgBB/dosis IV (Suntikan Intra Vena) (perlahan-lahan) atau 0,4-0,6mg/KgBB/dosis REKTAL SUPPOSITORIA. Bila kejang belum dapat teratasi dapat diulang dengan dosis yang sama 20 menit kemudian.
* Turunkan demam :
Anti Piretika : Paracetamol 10 mg/KgBB/dosis PO (Per Oral / lewat mulut) diberikan 3-4 kali sehari.
Kompres ; suhu >39º C dengan air hangat, suhu > 38º C dengan air biasa.
* Pengobatan penyebab : antibiotika diberikan sesuai indikasi dengan penyakit dasarnya.
* Penanganan sportif lainnya meliputi : bebaskan jalan nafas, pemberian oksigen, memberikan keseimbangan air dan elektrolit, pertimbangkan keseimbangan tekanan darah.
2. Pencegahan Kejang
* Pencegahan berkala (intermiten) untuk kejang demam sederhana dengan Diazepam 0,3 mg/KgBB/dosis PO (Per Oral / lewat mulut) dan anti piretika pada saat anak menderita penyakit yang disertai demam.

* Pencegahan kontinu untuk kejang demam komplikata dengan Asam vaproat 15-40 mg/KgBB/dosis PO (per oral / lewat mulut) dibagi dalam 2-3 dosis.
ANAK EPILEPSI HARUS KONTROL SETIAP 3 BULAN
Mereka yang berisiko menderita epilepsi adalah anak-anak yang lahir dari keluarga yang mempunyai riwayat epilepsi. Selain juga anak-anak dengan kelainan neurologis sebelum kejang pertama datang, baik dengan atau tanpa demam.
Anak yang sering kejang memang berpotensi menderita epilepsi. Tapi jangan khawatir, anak yang menderita epilepsi, kecuali yang lahir dengan kelainan atau gangguan pertumbuhan, bisa tumbuh dan berkembang seperti anak-anak lainnya. Prestasi belajar mereka tidak kalah dengan anak yang normal.
Jadi, kita tak perlu mengucilkan anak epilepsi karena dia bisa berkembang normal seperti anak-anak lainnya. “Yang penting, ia tertangani dengan baik. Biasanya kalau anak itu sering kejang, dokter akan memberi obat yang bisa menjaganya supaya jangan sampai kejang lagi.
Pada anak epilepsi, fokus perawatannya adalah jangan sampai terjadi kejang lagi. Untuk itu, perlu kontrol, paling tidak setiap 3 bulan agar monitoring dari dokter berjalan terus.”

Minggu, 06 Maret 2011

Jumat, 04 Maret 2011

kesehatan kerja di pabrik pengolahan bahan kimia

kala III dan IV persalinan

kala II persalinan

kala I persalinan

APN

gawat darurat

asuhan BBLR sakit

disiplin dalam standar pelayanan kebidanan

desa siaga

asuhan BBL sehat

customer service di RS

corporate social responsibility

pedoman akreditasi RSSIB

chemical hazards

quality assurance

asuhan sayang ibu dengan posisi meneran

asuhan kebidanan pada ibu nifas

asuhan kebidanan pada anak dengan ikterus

Aspek hukum pemberantasan DBD

askeb 3 -PARTOGRAF

askeb 3 ASI EKSKLUSIF

asfiksia pada BBL

anatomi payudara dan laktasi

akreditasi rumah sakit

Benang merah dalam persalinan

pencegahan infeksi

Selasa, 01 Maret 2011

biodiesel

buku kimia. (bab 2)

kimia anorganik

buku kimia (terjemahan)

vapor pressure

steam table

skala vektor

sifat termodinamika fluida

sifat termodinamika campuran....

sekilas pkm

rangkuman bab 1

petroleum dan gas Field process

perancangan menara

perancangan HE

perancangan double pipe HE

pemodelan matematis

kesetimbangan reaksi

kesetimbangan fhase

kesetimbangan fase

industri bioetanol

hkm termodinamika

heat exchanger

flush drum

double pipa

destilasi vakum

refinery process

mekanika fluida

termodinamika

sifat fisis minyak bumi

usaha dan energi

turunan...

produk minyak bumi

pengujian minyak bumi

kinematika

bab2 fungsi

klasifikasi minyak bumi

vessel design

dinamika dan gaya

pendahuluan bilangan....

limit pungsi

destilasi vakuum

gizi buruk

manfaat pemberian ASI

pemeriksaan kesehatan reproduksi

sistem reproduksi

Senin, 28 Februari 2011

tanda-tanda bahaya dan komplikasi

konsep kesehatan reproduksi

tanda bayi cukup asi

proses adaptasi psikologis ibu hamil

tindak lanjut asuhan masa nifas di rumah

tanda-tanda bahaya dan komplikasi

pemeriksaan ibu nifas

kadarzi

demo berbagai macam pompa

mc cabe tuturial

Minggu, 27 Februari 2011

konsep kebidanan

Konsep Kebidanan - Presentation Transcript
1. KONSEP KEBIDANAN JONI RASMANTO, SKM, MKES
2. DEFENISI
o Midwifery practice as conducted by certified nurse-midwives (CNM’s) and certified midwives (CM’s) is the independent management of women’s health care, focusing particularly on pregnancy, childbirth, the post partum period, care of the newborn, and the family planning and gynecologic needs of women. The CNM and CM practice within a health care system that provides for consultation, collaborative management, or referral, as indicated by the health status of the client. CNM’s and CM’s practice in accord with the Standards for the Practice of Midwifery, as defined by the American College of Nurse-Midwives (ACNM).
3. DI INDONESIA
o http://www.bidanindonesia.org/index.asp?part=00〈=id
o Bidan adalah sebutan bagi orang yang belajar di sekolah khusus untuk menolong perempuan saat melahirkan .
o Ada beberapa jenis bidan:
 Bidan tarik - bidan yang baru dipanggil ketika akan melahirkan.
 Bidan tempah - bidan yang sudah dipesan terlebih dahulu untuk menolong seseorang ketika akan melahirkan nantinya ( http://id.wikipedia.org/wiki/Bidan )
4.
o Bidan : seorang yg telah menyelesaikan program pendidikan bidan yg diakui oleh negara & memperoleh kualifikasi & diberi izin untuk menjalankan praktek kebidanan di negara itu. Dia harus mampu meberikan supervisi, asuhan & memberikan nasehat yg dibutuhkan kepada wanita selama masa hamil, persalinan & masa pasca persalinan (post partum period), memimpin persalinan atas tanggung jawabnya sendiri serta asuhan pada bayi baru lahir & anak. Asuhan ini termasuk tindakan preventif, pendeteksian kondisi abnormal pada ibu & bayi, dan mengupayakan bantuan medis serta melakukan tindakan pertolongan gawat darurat pada saat tidak hadirnya tenaga medik lainnya. Dia mempunyai tugas penting dalam konsultasi & pendidikan kesehatan, tidak hanya untuk wanita tersebut, tetapi juga termasuk keluarga & komunitasnya. Pekerjaan ini termasuk pendidikan antenatal, & persiapan untuk menjadi orang tua, & meluas ke daerah tertentu dari ginekologi, keluarga berencana & asuhan anak. Dia juga berpraktek di rumah sakit, klinik, unit kesehatan, rumah perawatan atau tempat-tempat pelayanan lainnya.
5.
o Izin Praktek Bidan
o Pengertian: Bukti tertulis yg diberikan kepada Bidan u/ menjalankan praktek bidan
o Dasar hukum: Kepmenkes RI No 900/Menkes/SK/VII/2002 tentang registrasi dan praktek bidan
o Instansi Pemroses: Dinas Kesehatan
o Instansi Pemberi Pertimbangan: Ikatan Bidan Indonesia (IBI)
o Syarat-syarat Permohonan Izin:
 Rekomendasi dari organisasi profesi (IBI)
 Photo Copy surat penugasan
 Photo Copy ijazah Bidan
 Photo Copy Ijin Bidan
 Photo Copy Surat Keterangan Masa Bakti
 Photo Copy SK terakhir (PNS/Polri/TNI)
6.
 Surat Pernyataan dari bidan yang menjalankam praktek
 Surat rekomendasi dari Puskesmas setempat
 Surat pernyataan kesanggupan menangani standar pelayanan kebidanan
 Daftar obat-obatan sesuai dengan kepmenkes Nomor 900/Menkes/SK/ VII/2002
 Denah lokasi praktek
 Denah ruang praktek
 Pas Photo ukuran 4x6 sebanyak 2 Lembar
 Photo Copy KTP yang masih berlaku
o Tenik Pemrosesan :
 Permohonan diterima (persyaratan) sesuai syarat-syarat permohonan
 Survey lokasi
o Penerbitan surat ijin
 Bentuk Izin : Izin Praktik Bidan
 Kewenangan Penandatanganan : Dinas Kesehatan
 Jangka waktu Penyelesaian Izin : 6 hari kerja
 Jangka waktu berlakunya: 3 (tiga ) tahun
7. STANDARD I MIDWIFERY CARE IS PROVIDED BY QUALIFIED PRACTITIONERS
o The midwife: Is certified by the ACNM designated certifying agent. Shows evidence of continuing competency as required by the ACNM designated certifying agent. Is in compliance with the legal requirements of the jurisdiction where the midwifery practice occurs.
8. STANDARD II MIDWIFERY CARE OCCURS IN A SAFE ENVIRONMENT WITHIN THE CONTEXT OF THE FAMILY, COMMUNITY, AND A SYSTEM OF HEALTH CARE
o The midwife: Demonstrates knowledge of and utilizes federal and state regulations that apply to the practice environment and infection control. Demonstrates a safe mechanism for obtaining medical consultation, collaboration, and referral. Uses community services as needed. Demonstrates knowledge of the medical, psychosocial, economic, cultural, and family factors that affect care. Demonstrates appropriate techniques for emergency management including arrangements for emergency transportation. Promotes involvement of support persons in the practice setting.
9. STANDARD III MIDWIFERY CARE SUPPORTS INDIVIDUAL RIGHTS AND SELF-DETERMINATION WITHIN BOUNDARIES OF SAFETY
o The midwife: Practices in accord with the Philosophy and the Code of Ethics of the American College of Nurse-Midwives. Provides clients with a description of the scope of midwifery services and information regarding the client’s rights and responsibilities. Provides clients with information regarding, and/or referral to, other providers and services when requested or when care required is not within the midwife’s scope of practice. Provides clients with information regarding health care decisions and the state of the science regarding these choices to allow for informed decision-making.
10. STANDARD IV MIDWIFERY CARE IS COMPRISED OF KNOWLEDGE, SKILLS, AND JUDGMENTS THAT FOSTER THE DELIVERY OF SAFE, SATISFYING, AND CULTURALLY COMPETENT CARE
o The midwife: Collects and assesses client care data, develops and implements an individualized plan of management, and evaluates outcome of care. Demonstrates the clinical skills and judgments described in the ACNM Core Competencies for Basic Midwifery Practice. Practices in accord with the ACNM Standards for the Practice of Midwifery. Practices in accord with service/practice guidelines that meet the requirements of the particular institution or practice setting.
11. STANDARD V MIDWIFERY CARE IS BASED UPON KNOWLEDGE, SKILLS, AND JUDGMENTS WHICH ARE REFLECTED IN WRITTEN PRACTICE GUIDELINES
o The midwife: Describes the parameters of service for independent and collaborative midwifery management and transfer of care when needed. Establishes practice guidelines for each specialty area which may include, but is not limited to, primary health care of women, care of the childbearing family, and newborn care. Includes the following information in each specialty area: a) Client selection criteria b) Parameters and methods for assessing health status c) Parameters for risk assessment d) Parameters for consultation, collaboration, and referral e) Appropriate interventions including treatment, medication, and/or devices.
12. STANDARD VI MIDWIFERY CARE IS DOCUMENTED IN A FORMAT THAT IS ACCESSIBLE AND COMPLETE
o The midwife: Uses records that facilitate communication of information to clients, consultants, and institutions. Provides prompt and complete documentation of evaluation, course of management, and outcome of care. Promotes a documentation system that provides for confidentiality and transmissibility of health records. Maintains confidentiality in verbal and written communications.
13. STANDARD VII MIDWIFERY CARE IS EVALUATED ACCORDING TO AN ESTABLISHED PROGRAM FOR QUALITY MANAGEMENT THAT INCLUDES A PLAN TO IDENTIFY AND RESOLVE PROBLEMS.
o The midwife: Participates in a program of quality management for the evaluation of practice within the setting in which it occurs. Provides for a systematic collection of practice data as part of a program of quality management. Seeks consultation to review problems, including peer review of care. Acts to resolve problems identified.
14. STANDARD VIII MIDWIFERY PRACTICE MAY BE EXPANDED BEYOND THE ACNM CORE COMPETENCIES TO INCORPORATE NEW PROCEDURES THAT IMPROVE CARE FOR WOMEN & THEIR FAMILIES.
o The midwife: Identifies the need for a new procedure taking into consideration consumer demand, standards for safe practice, and availability of other qualified personnel. Ensures that there are no institutional, state, or federal statutes, regulations, or bylaws that would constrain the midwife from incorporation of the procedure into practice. Demonstrates knowledge and competency, including: a) Knowledge of risks, benefits, and client selection criteria. b) Process for acquisition of required skills. c) Identification and management of complications. d) Process to evaluate outcomes and maintain competency. Identifies a mechanism for obtaining medical consultation, collaboration, and referral related to this procedure. Reports the incorporation of this procedure to the ACNM.
o Source: Division of Standards and Practice Approved: ACNM Board of Directors, March 8, 2003
15. Konsep Asuhan Kebidanan
o Asuhan kebidanan adalah bantuan yang diberikan oleh bidan kepada individu pasien atau klien yang pelaksanaannya dilakukan dengan cara : - Bertahap dan sistematis - Melalui suatu proses yang disebut manajemen kebidanan
16. Manajemen Kebidanan menurut Varney, 1997
o 1. Digunakan sebagai metode untuk Proses pemecahan masalah Pengertian mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah. Penemuan – penemuan keterampilan dalam rangkaian atau tahapan yang Yang berfokus pada klien.logis.
17.
o 2. Langkah – langkah I. Mengumpulkan semua data yg dibutuhkan untuk memulai keadaan klien secara keseluruhan. II. Menginterpretasikan data untuk mengidentifikasi diagnosa atau masalah. III. Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial dan mengantisipasi penanganannya. IV. Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, konsultasi, kolaborasi dgn tenaga kesehatan lain serta rujukan berdasakan kondisi klien. V. Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh dgn tepat dan rasional berdasarkan keputusan yg dibuat pada langkah- langkah sebelumnya. VI. Pelaksanaan langsung asuhan secara efesien dan aman. VII. Mengevaluasi keefektifan asuhan yg dilakukan, mengulang kembali manajemen proses untuk aspek-aspek asuhan yg tidak efektif.
18.
o  Langkah I : Tahap Pengumpulan Data Dasar, berisi semua informasi yg akurat dan lengkap dari semua sumber yg berkaitan dgn kondisi klien, data subjektif data objektif.
o Data subjektif: yg menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesa. Yg termasuk data subjektif antara lain biodata, riwayat menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan & nifas, biopsikologi spiritual, pengetahuan klien. Data objektif : yg menggambarkan pendokunentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium da test diagnostic lain yg dirumuskan dalam data fokus. Data objektif terdiri dari pemeriksaan fisik yg sesui dgn kebutuhan & pemeriksaan tanda-tanda vital, pemeriksaan khusus (inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi), Pemeriksaan penunjang (laboratorium, cacatan baru dan sebelumnya).
19.
o Langkah II : Interpretasi Data Dasar Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau masalah berdasarkan interpretasi yg benar atas Langkah III : Mengidentifikasidata-data yg telah dikumpulkan. Diagnosa atau masalah potensial dan mengantisipasi penanganannya Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosa potensial berdasarkan diagnosa atau masalah yg sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan dapat waspada dan bersiap-siap diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar terjadi.
20.
o Langkah melakukanIV : Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, untuk konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan kondisi klien Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dgn anggota tim Langkah V : Menyusunkesehatan yg lain sesuai dengan kondisi klien. rencana asuhan yg menyeluruh Pada langkah ini direncanakan usaha yg ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah atau diagnosa yg telah diidentifikasi atau diantisipasi.
21.
o Langkah VI : pelasanaan langsung asuhan dgn efesien dan aman Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti yg diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara efesien dan aman. Perencanaan ini bias dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Walau bidan tidak melakukan sendiri ia tetap memikul Langkah VII :tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya. Evaluasi Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yg sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar akan terpenuhi sesuai dgn kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di dalam diagnosa dan masalah. Recana tersebut dianggap efektif jika memang benar dalam pelaksanaannya.
22. KOMPETENSI BIDAN DI INDONESIA
o Pengetahuan umum, ketrampilan dan perilaku yang berhubungan dengan ilmu-ilmu sosial, kesehatan masayrakat dan kesehatan profesional
o Bidan mempunyai persyaratan pengetahuan dan ketrampilan dari ilmu-ilmu sosial, kesehatan masyarakat dan etik yang membentuk dasar dari asuhan yang bermutu tinggi sesuai dengan budaya, untuk wanita, bayi baru lahir dan keluar ga nya.
23.
o Pra Konsepsi KB dan Ginekologi
o Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, pendidikan kesehatan yang tanggap terhadap budaya dan pelayanan menyeluruh di masyarakat dalam rangka untuk meningkatkan kehidupan keluarga yang sehat, perencanaan kehamilan dan kesiapan menjadi orang tua.
o Asuhan Konseling selama Kehamilan
o Bidan memberikan asuhan antenatal bermutu tinggi untuk mengoptimalkan kesehatan selama kehamilan yang meliputi: deteksi dini, pengotan atau rujukan dari :
24.
o Asuhan Selama Hamil dan Kelahiran
o Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, tangap terhadap kebudayaan setempat selama persalinan, memimpin suatu persalinan yang bersih dan aman, menangani situasi kegawatdaruratan tertentu untuk mengoptimalkan kesehatan wantia dan bayinya yang baru lahir
o Asuhan Pada Ibu Nifas dan Menyusui
o Bidan memberikan asuhan pada ibu nifas dan menyusui yang bermutu tinggi dan tanggap terhadap budaya setempat
o Asuhan Pada Bayi Baru Lahir
o Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komprehensif pada bayi baru lahir sehat sampai dengan 1 bulan
25.
o Asuhan Pada Bayi dan Balita
o Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komprehensif pada bayi dan balita sehat ( 1 bulan – 5 tahun )
o Kebidanan Komunitas
o Bidan merupakan asuhan yang bermutu tinggi dan komprehensif pada keluarga, kelompok dan masyarakat sesuai dengan budaya setempat
o Asuhan Pada Ibu/Wanita dengan Gangguan Reproduksi
o Melaksanakan asuhan kebidanan pada wanita/ibu dengan gangguan sistem reproduksi.
26. Perilaku Profesional Bidan
o Berpegang teguh pada filosofi, etika profesi dan aspek legal
o Bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan keputusan klinis yang dibuatnya
o Senantiasa mengikuti perkembangan pengetahuan dan ketrampilan muta k hir
o Menggunakan cara pencegahan universal untuk penyakit menular dan strategi pengendalian infeksi
o Melakukan konsultasi dan rujukan yang tepat dalam memberikan asuhan kebidanan
o Menghargai budaya setempat sehubungan dengan praktek kesehatan, kehamilan, kelahiran, periode pasca persalinan, bayi baru lahir dan anak
o Menggunakan model kemitraan dalam bekerjasama dengan kaum wanita/ ibu agar merea dapat menentukan pilihan yangtelah diinformasikan tentang semua aspek asuhan, meminta persetujuan secara tertulis supaya merea bertanggungjawab atas kesehatannya sendiri
o Menggunakan ketrampilan mendengar dan memfasilitasi
o Bekerja sama dengan petugas kesehatan lain untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada ibu dan keluarga
o Advokasi terhadap pilihan ibu dalam tatanan pelayanan.
28. selamat bertugas

deteksi dini komplikasi pada masa nifas


DETEKSI DINI KOMPLIKASI PADA MASA NIFAS

PENDAHULUAN
Asuhan kebidanan merupakan suatu penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab dalam memberikan pelayanan kebidanan pada pasien yang mempunyai kebutuhan atau masalah dalam bidang kesehatan,  ibu pada masa hamil,  nifas dan bayi baru lahir serta keluarga berencana.  Pada periode masa nifas bidan dituntut untuk memberikan asuhan kebidanan terhadap perubahan fisik dan psikologis ibu,  dimana asuhan fisik lebih mudah diberikan karena dapat dilihat dan dinilai secara langsung,  apabia terjadi ketidaknormalan bidan langsung bisa mendeteksi dan memberikan intervensi,  sedangkan pemberian asuhan terhadap emosi dan psikologi ibu membutuhkan ketelitian dan kesabaran yang lebih dari bidan. Untuk mencapai hasil yang optimal dibutuhkan kerjasama yang baik antara bidan dan keluarga.
ISI
Berikut adalah Deteksi Dini Komplikasi pada Masa Nifas:
1.      Perdarahan Pervaginam
Perdarahan pervaginam yang melebihi 500ml setelah bersalin didefinisikan sebagai perdarahan pasca persalinan,  terdapat beberapa masalah mengenai definisi ini:
a.       Perkiraan kehilangan darah biasanya tidak sebanyak yang sebenarnya,  kadang-kadang hanya setengah dari biasanya. Darah tersebut bercampur dengan cairan amnion atau dengan urine,  darah juga tersebar pada spon,  handuk dan kain di dalam ember dan lantai.
b.      Volume darah yang hilang juga bervariasi akibatnya sesuai dengan kadar hemoglobin ibu. Seorang ibu dengan kadar Hb normal akan dapat menyesuaikan diri terhadap kehilangan darah yang akan berakibat fatal pada anemia. Seorang ibu yang sehat dan tidak anemia pun dapat mengalami akibat fatal dari kehilangan darah.
c.       Perdarahan dapat terjadi dengan lambat untuk jangka waktu beberapa jam dan kondisi ini dapat tidak dikenali sampai terjadi syok.
Penilaian resiko pada saat antenatal tidak dapat memperkirakan akan terjadinya perdarahan pasca persalinan. Penanganan aktif kala III sebaiknya dilakukan pada semua wanita yang bersalin karena hal ini dapat menurunkan insiden perdarahan pasca persalinan akibat atonia uteri. Semua ibu pasca bersalin harus dipantau dengan ketat untuk mendiagnosis perdarahan fase persalinan.
2.      Infeksi Masa Nifas
Beberapa bakteri dapat menyebabkan infeksi setelah persalinan,  Infeksi masa nifas masih merupakanpenyebab tertinggi AKI. Infeksi alat genital merupakan komplikasi masa nifas. Infeksi yang meluas kesaluran urinary,  payudara,  dan pasca pembedahan merupakan salah satu penyebab terjadinya AKI tinggi. Gejala umum infeksi berupa suhu badan panas,  malaise,  denyut nadi cepat. Gejala lokal dapat berupa Uterus lembek,  kemerahan dan rasa nyeri pada payudara atau adanya disuria.

3.      Sakit Kepala,  Nyeri Epigastrik,  Penglihatan Kabur
Gejala-gejala ini merupakan tanda-tanda terjadinya Eklampsia post partum,  bila disertai dengan tekanan darah yang tinggi.

4.      Pembengkakan di Wajah atau Ekstrenitas.
Ini berhubungan dengan no 3.

5.      Demam,  Muntah,  Rasa Sakit Waktu Berkemih
Pada masa nifas dini sensitifitas kandung kemih terhadap tegangan air kemih di dalam vesika sering menurun akibat trauma persalinan serta analgesia epidural atau spinal. Sensasi peregangan kandung kemih juga mungkin berkurang akibat rasa tidak nyaman,  yang ditimbulkan oleh epiosomi yang lebar,  laserasi,  hematom dinding vagina.

6.      Payudara yang Berubah Menjadi Merah,  Panas,  dan Terasa Sakit.
Disebabkan oleh payudara yang tidak disusu secara adekuat,  putting susu yang lecet,  BH yang terlalu ketat,  ibu dengan diet jelek,  kurang istirahat,  anemia.

7.      Kehilangan Nafsu Makan Dalam Waktu Yang Lama
Kelelahan yang amat berat setelah persalinan dapat mengganggu nafsu makan, sehingga ibu tidak ingin makan sampai kelelahan itu hilang. Hendaknya setelah bersalin berikan ibu minuman hangat, susu, kopi atau teh yang bergula untuk mengembalikan tenaga yang hilang. Berikanlah makanan yang sifatnya ringan, karena alat pencernaan perlu istirahat guna memulihkan keadaanya kembali.
8.      Rasa sakit,  merah, lunak dan pembengkakan di kaki
Selama masa nifas dapat terbentuk thrombus sementara pada vena-vena manapun di pelvis yang mengalami dilatasi.

9.      Merasa sedih atau tidak mampu mengasuh sendiri bayinya dan dirinya sendiri
Penyebabnya adalah kekecewaan emosional bercampur rasa takut yang dialami kebanyakan wanita hamil dan melahirkan,  rasa nyeri pada awal masa nifas, kelelahan akibat kurang tidur selama persalinan dan setelah melahirkan,  kecemasan akan kemampuannya untuk merawat bayinya setelah meninggalkan rumah sakit,  ketakutan akan menjadi tidak menarik lagi

PENUTUP
Kesimpulan
Peranan bidan dalam memberikan asuhan masa nifas adalah memberikan asuan yang konsisten,  ramah dan memberikan dukungan pada setiap ibu dalam proses penyembuhannya dari stress fisik akibat persalinan dan meningkatkan kepercayaan diri ibu dalam merawat bayinya. Dalam proses penyesuaian ini,  dituntut kontribusi bidan dalam melaksanakan kompetensi,  keterampilan dan sensitivitas terhadap ebutuhan dan harapan setiap ibu dan keluarga. Bidan harus dapat merencanakan asuhan yang akan diberikan pada ibu sesuai dengan kebutuhan ibu tersebut.

test blog gue

ini adalah blogs pertama saya dan selanjutnya akan berisi buku dan informasi tentang kesehatan dan teknik kimia